22 Desember 2009

Makna Hari Ulang tahun

Kalo kita coba renungkan, sebenarnya apa sih makna yang terkandung dalam hari ulang tahun itu?

1. Bertambahnya pengalaman hidup.

Pastinya dengan semakin bertambahnya usia kita, semakin bertambah pula pengalaman hidup kita. Pengalaman yang akan menjadi modal yang berharga untuk kehidupan di masa depan.

2. Berkurangnya jatah hidup di dunia.

Setiap manusia memiliki jatah umur masing-masing yang telah ditetapkan oleh Yang Maha Kuasa. semakin bertambah usia kita, berarti semakin dekat kita dengan kematian.

3. Momen untuk bersyukur.

Ideal-nya sih setiap hari bahkan setiap saat kita bersyukur. Namun kadang kita sering lupa kepada-Nya. Oleh karena itu, jadikanlah hari lahir ini sebagai momen untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah Dia berikan.

4. Momen untuk muhasabah dan refleksi diri.

Yakni merenungi tantang semua yang telah kita perbuat di masa yang lalu dan berusaha untuk memperbaikinya di masa depan.

5. Momen untuk merefresh proposal hidup.

Yakni menata dan memantapkan kembali rencana hidup di masa depan, mempersiapkan diri dan memotivasi diri menjadi pribadi yang lebih baik.

Sahabat, Waktu akan terus berjalan dan hari akan terus berganti. Masa lalu tak akan pernah kembali atau terulang lagi dalam hidup kita. Setiap manusia memiliki masa tersendiri dalam hidupnya. Masa kecil, masa bermain, masa sekolah, masa remaja, masa kuliah, masa berkeluarga, masa tua, dan lainnya. Jangan pernah sia-siakan waktumu. Gunakanlah waktu untuk hal-hal yang lebih berarti.

Ingatlah masa depan tak hanya sampai kita tua kelak, sampai kita masuk ke liang lahat. Masa depan adalah juga kehidupan di alam akhirat selepas kita meninggalkan dunia yg ini. Kita perlu mempersiapkan diri menghadapi kehidupan kekal tersebut, di mana kita akan mempertanggungjawabkan apa yg telah kita lakukan di dunia ini.

Bagi teman-teman yang telah, sedang, dan akan berulang tahun di bulan Desember ini, SELAMAT ULANG TAHUN ya…

Semoga Allah melimpahkan kebaikan pada sisa umur kita dalam kehidupan ini…

My Brithday............!!

Tanggal kelahiran.........
setiap oarng pasti mempunyai tanggal lahir..... dimana setiap tahunnya kita akan bertemu dengan tanggal tersebut...... dan dari sanalah awal pertambahan usia kita... tp apakah kita harus berbahagia atau sedih? jawabnya sama bahagia dan sedih.
Bahagia karena kita masih mempunyai waktu untuk berbuat kebaikan dan memperbaiki diri,akan tetapi sedih bila kita menyadari bahwa banyak waktu yang terbuang sia sia di masa yang lalu..
Hari ini tepat usia ku bertambah satu tahun,akan tetapi setelah ku merenung.... aku sangat sedih ternyata telah banyak waktu yang aku buang dengan percuma....., aku sadar di usia aku sekarang ini mungkin hanya sebagian kecil yang aku pergunakan untuk berbuat baik...., aku sangat menyesal akan tetapi aku sangat bahagia karena Tuhan masih memberikan waktu untuk aku bisa berbenah diri dan menjadi orang yang baik......!!
Ya Tuhan...... terima kasih Engkau memberikan aku waktu lagi...... !! aku berjanji untuk menjadi yang terbaik bagi diriku sendiri n keluargaku serta untuk bangsaku.......!!!
"HAPPY BRIRTHDAY"

05 Desember 2009

contoh judul PTK

Berikut adalah contoh judul-judul dalam PTK :

1. Upaya Meningkatkan Gairah Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar
2. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SD Melalui Peranan Hadiah Sebagai Perangsang Timbulnya Kompetensi
3. Upaya Meningkatkan Kedisplinan Siswa Melalui Penerapan Hukuman
4. Upaya Meminimalkan Miskonsepsi Dan Meningkatkan Pemahaman Konsep-Konsep IPA Melalui Pembelajaran Konstruktivistik Bagi Siswa Kelas IV SD
5. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA di Sd Dengan Pendekatan Ketrampilan Proses
6. Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Melalui Pemberian Bimbingan Belajar
7. Peningkatan Kedisplinan Siswa Melalui Keteladanan Guru SD
8. Upaya Meningkatkan Pembelajaran Fisika Pada Sekolah SLTP Melalui Optimalisasi Kegiatan
9. Laboratorium Berbasis Cooperative Learning Sebagai Implementasi KBK
10. Peranan Bertanya Siswa SD Dalam Meningkatkan Proses Belajar Mengajar Matematika
11. Peranan Penggunaan Metode Ceramah Dan Tanya Jawab Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VI SD
12. Melalui Pembelajaran Kooperatif Learning Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas IV SD
13. Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Dengan Strategi Pakem Kelas IV SD
14. Upaya Meningkatkan Minat Dan Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Metode Ceramah Bervariasi Siswa Kelas V SD
15. Peningkatan Pembelajaran Matematika Di SD Melalui Penggunaan Alat Peraga Secara Efektif
16. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Ipa Melalui Pendekatan Eksploratory Discovery
17. Peranan Media Dalam Meningkatkan Ketrampilan Membaca Di Kelas Rendah
18. Upaya Menumbuhkan Bakat Dan Kreativitas Siswa kelas IV SD Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Metode Discovery Learning
19. Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Metode Laboratory
20. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Di SD Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat
21. Peningkatan Pembelajaran Matematika Di SD Melalui Penggunaan Alat Peraga Secara Efektif
22. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Bahasa Indonsesia SD Dengan Mengefektifkan Penggunaan Media Gambar Seri
23. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Ipa Melalui Model Pembelajaran Quantum Teaching
24. Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran IPA di SD Melalu Pendekatan Inkuiri
25. Upaya Meningkatakan Kreativitas Siswa Dalam Pembelajaran IPA Menggunakan Model Pembelajaran Konstruktivisme
26. Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Pembelajaran IPA dengan Metode Demonstrasi
27. Upaya Mengoptimalkan Bimbingan Konseling di SD Untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Anak
28. Peranan Alat Peraga Terhadap Peningkatan Minat Belajar Matematika
29. Upaya Peningkatan Kemampuan Bahasa Lisan (Berbicara) Melalui Metode Sosiodrama
30. Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Melalui Pengintegrasian Permainan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
31. Peranan Penggunaan Metode Ceramah Dan Tanya Jawab Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VI
32. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Murid Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Ditinjau
33. Dari Penggunaan Media Dan Kondisi Kelas Pada Sekolah Dasar
34. Melalui Perpustakaan Dapat Meningkatkan Belajar Bagi Siswa Di Kelas IV
35. Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Melalui Keteladanan Guru SD
36. Upaya Meningkatkan Prestasi Mata Pelajaran Matematika Melalui Penerapan Pendekatan Mastery Learning
37. Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Melalui Pemberian Bimbingan Belajar Di SD
38. Efektivitas Penggunaan Media Gambar Seri Guna Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD
39. Meningkatkan Ketrampilan Siswa Melalui Optimalisasi Perpaduan Hands-On Dan Minds-On Menggunakan Kit IPA Dalam Pembelajaran IPA di SD
40. Upaya Mengatasi Masalah Belajar Siswa Kelas III Melalui Bimbingan Belajar di SD
41. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Ipa Dengan Pendekatan (STM) Sains Teknologi Masyarakat
42. Peranan Hadiah Sebagai Perangsang Timbulnya Kompetisi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SD
43. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Murid Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Ditinjau
44. Dari Penggunaan Media Dan Kondisi Kelas Pada Sekolah Dasar
45. Peranan Metode Inkuiri Dan Alat Peraga Tiga Dimensi Dalam Peningkatan Prestasi Pembelajaran Ipa Di Kelas IV SD
46. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Di Kelas IV SD Dengan Model Pembelajaran Kostruktivisme
47. Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Pada Anak Kelas V SD Melalui Metode Inkuiri
48. Peranan Penggunaan Metode Ceramah Dan Tanya Jawab Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VI
49. Peranan Motivasi Guru Dalam Penggunaan Alat Olahraga Untuk Meningkatkan Prestasi Siswa
50. Peranan Penggunaan Metode Ceramah Dan Tanya Jawab Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VI
51. Pengaruh Perilaku Anak Yang Menyimpang Terhadap Keberhasilan Proses Pembelajaran Di SD
52. Efektivitas Pembelajaran Bahasa Dengan Pendekatan Komunikatif
53. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Dengan Pendekatan Terpadu Siswa Kelas II
54. Peranan Kewibawaan Guru Dalam Meningkatkan Kedisplinan Kelas
55. Upaya Meningkatkan Minat Belajar Ppkn Dengan Kbk Pada Siswa Kelas IV SD
56. Upaya Peningkatan Efektivitas Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Pelajaran Muatan Lokal
57. Melalui Perpustakaan Dapat Meningkatkan Belajar Bagi Siswa Di Kelas IV
58. Peranan Alat Peraga Terhadap Peningkatan Minat Belajar Matematika
59. Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Penggunaan MediaPengajaran (Alat Peraga)
60. Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Pada Anak Kelas V SD Melalui Metode Inkuiri
61. Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa Kelas IV SD Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Diskoveri-Inkuiri
62. Upaya Keaktifan Siswa Belajar IPA Kelas IV SD Melalui Pendekatan Ketrampilan Proses
63. Meningkatkan Gairah Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar
64. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD melalui Penggunaan Media Gambar Seri
65. Pembelajaran Bahasa Terpadau Dapat Meningkatkan Kemampuan Berbsa Siswa SD Di Kelas 2
66. Upaya Meningkatkan Motivasi Kemampuan Berbicara Siswa Melalui Metode Diskusi Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V
67. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Ipa Melalui Metode Quantum Teaching
68. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan Pemberian Penguatan
69. Upaya Meningkatkan Daya Kreativitas Pada Anak Sd Melalui Metode Pemberian Tugas
70. Upaya Meningkatkan Ketrampilan Menulis Lanjut Melalui Media Gambar
71. Upaya Menimbulkan Keantusiasan Siswa Dalam Pembelajaran Apresiasi Sastra Indonesia Di SD
72. Melalui Metode Quantum
73. Upaya Meningkatkan Penerapan Konsep Pelajaran PPKn Melalui Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat
74. Upaya Menimbulkan Keantusiasan Siswa Dalam Pembelajaran Apresiasi Sastra Indonesia Di SD
75. Melalui Metode Quantum Teaching
76. Upaya Mengatasi Kenakalan Anak Yang Mencari Perhatian Di Kelas II SD Dengan Bimbingan Moral
77. Upaya Meningkatkan Minat Siswa Belajar Ekonomi Melalui Metode Pemberian Tugas Terstruktur Prapembelajaran
78. Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Ipa Dengan Pendekatan Ketrampilan Proses Di SD
79. Upaya Meningkatkan Minat Siswa Terhadap Pelajaran Matematika Melalui Pendekatan Cooperative Learning
80. Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SD
81. Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Ketrampilan Proses
82. Upaya Meningkatkan Ketrampilan Berbahasa Lisan Siswa Kelas V SD Menggunakan Metode Diskusi
83. Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Melalui Cara Repetitif Atau Pengulangan Dalam Pelajaran Matematika
84. Melalui Alat Peraga Gambar Untuk Meningkatkan Minat Belajar Membaca Permulaan Siswa Kelas II SD
85. Upaya Meningkatkan Belajar Mengajar Yang Efektif Dalam Pembelajaran IPA Di Kelas VI Dengan Sistem Cara Belajar Siswa Aktif
86. Upaya Meningkatkan Ketrampilan Menulis Siswa Di Kelas V SD Melalui Pembelajaran Holistik
87. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pemberian Penguatan
88. Upaya Guru Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengarang Dengan Media Gambar seri

DIarsipkan di bawah: PTK

contoh RPP kelas rendah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : …………..

Mata Pelajaran/Tema : Lingkungan.

Kelas/ semester : ……./1

Alokasi waktu : 12 x 35 menit

Standar Kompetensi

1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka (Matematika)
2. Memahami lingkungan dan melaksanakan kerjasama di sekitar rumah dan sekolah (IPS)
3. Mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman, dan petunjuk dengan bercerita dan memberikan tanggapan/saran(BI)
4. Memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan, dan upaya menjaga kesehatan lingkungan(IPA)
5. Melaksanakan norma yang berlaku di masyarakat(PKn)

Kompetensi Dasar :

1. Menentukan letak bilangan pada garis bilangan (Matematika)
2. Menceritakan lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah(IPS)
3. Melakukan sesuatu berdasarkan penjelasan yang disampaikan secara lisan (BI)
4. Membedakan ciri-ciri lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat berdasarkan pengamatan(IPA)
5. Mengenal aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar(PKn)

Indikator :

IPA

* Dapat menyebutkan ciri-ciri lingkungan sehat
* Dapat menyebutkan ciri-ciri lingkungan tidak sehat

PKn

* Dapat menyebutkan aturan yang berlaku di lingkungan sekitar

Matematika

* Menentukan letak bilangan pada garis bilangan
* Melakukan penjumlahan tiga angka

IPS dan bahasa indonesia

* Dapat menceritakan bentuk kerjasama dilingkungan tetangga
* Dapat menceritakan bentuk kerjasama dilingkungan sekolah

BI dan matematika

* Dapat menceritakan pengalaman yang berkaitan dengan garis bilangan
* Dapat menceritakan pengalaman yang berkaitan dengan penjumlahan
* Dapat menceritakan pengalaman yang berkaitan dengan pengurangan

1. PERTEMUAN 1: 2 JP

I. Tujuan pembelajaran:IPA:

* Dengan mengamati cerita siswa dapat menyebutkan ciri-ciri lingkungan sehat
* Dengan mengamati cerita siswa dapat menyebutkan ciri-ciri lingkungan tidak sehat

PKn:

* Dengan mengamati cerita siswa dapat menyebutkan aturan yang berlaku di lingkungan sekitar

Matematika:

* Dengan mengamati cerita siswa dapat menentukan letak bilangan pada garis bilangan
* Dengan mengamati cerita siswa dapat melakukan penjumlahan tiga angka
* Dengan mengamati cerita siswa dapat melakukan penjumlahan tiga angka

IPS:

* Dengan mengamati lingkungan siswa dapat menceritakan lingkungan di sekitar rumah dengan runtut dan mudah dipahami
* Dengan mengamati lingkungan siswa dapat menceritakan lingkungan sekolah dengan bahasa yang runtut dan mudah dipahami

BI:

* Dengan mengamati lingkungan siswa dapat menceritakan pengalaman yang berkaitan garis bilangan
* Dengan mengamati lingkungan siswa dapat menceritakan pengalaman yang berkaitan dengan penjumlahan
* Dengan mengamati lingkungan siswa dapat menceritakan pengalaman yang berkaitan dengan pengurangan

I.I. Materi Ajar:IPA : Lingkungan sehat dan tidak sehat

PKn : aturan yang berlaku di lingkungan

IPS : Menceriterakan lingkungan alam dan buatan sekitar rumah dan sekolah

Matematika : garis bilangan, penjumlahan dan pengurangan

BI ; Menceritakan pengalaman yang mengesankan dengan bahasa yang runtut dan mudah dipahami
III. Metode Pembelajaran: Tugas dan penemuan

1. Langkah-langkah pembelajaran:

NO

KEGIATAN PEMBELAJARAN


PENGORGANISASIAN

SISWA


WAKTU
Kegiatan awal:Siswa diperkenalkan tema yang akan dikaji yaitu lingkungan beserta tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu setelah pembelajaran diharapkan para siswa dapat menyebutkan ciri-ciri lingkungan sehat dan tidak sehat, dapat menyebutkan aturan yang berlaku di lingkungan sekitar dapat mengenal garis bilangan, dapat mengerjakan penjumlahan, dapat mengerjakan pengurangan, dapat menceritakan lingkungan di sekitar rumah dan sekolah, dan dapat menceritakan pengalaman yang mengesankan dengan bahasa yang runtut dan mudah dipahami

Siswa diminta menyebutkan benda-benda yang ada di lingkungannya

Kegiatan inti

* Siswa mendengarkan cerita yang berkaitan dengan lingkungan alam di sekitar rumah dan sekolah. Cerita dikemas ada gambaran

* lingungan yang sehat seperti selokan bersih, air lancar mengalir, udara bersih terhindar dari polusi serta berkaitan dengan norma yang berlaku di masyarakat. Di sisi lain diceritakan suatu tempat yang jorok, selokan banyak timbunan sampah sehingga air tak mengalir. Sampah diambil pemulung dan ditimbang untuk di jual.
* Siswa diminta mengidentifikasi lingkungan sekat dan tidak sehat, aturan-aturan yang berlaku di masyarakat
* Siswa diminta mengerjakan tugas yang berkaitan dengan garis bilangan, penjumlahan dan pengurangan, serta mengerjakan contoh – contoh soal cerita yang berkaitan dengan kejadian dilingkunganya tentang penjumlahan dan pengurangan
* Siswa diminta melaporkan hasil kerjanya

Kegiatan akhir

Siswa diminta mengikuti pemantapan dari guru dan diberi tugas untuk menyusun cerita yang berkaitan dengan lingkungan


Klasikal

Klasikal

Kelompok

Klasikal


5 menit

10 menit

40 menit

15 menit
V. Alat/ Sumber bahan:Alat peraga : lingkungan rumah/ sekolah yang sehat dan tidak sehat

Sumber bahan: Guru dan buku paket, siswa, keluarga, lingkungan masy.
VI.PenilaianProsedur:

Tes awal: ada

Tes dalam proses: ada

Tes akhir: ada

Jenis: Tugas / penilaian kinerja dalam bentuk komunikasi lesan

Aspek kognitif:

Tugas menyusun cerita yang berkaitan dengan pengalaman yang mengesankan yang berkaitan dengan lingkungan dan aturan yang berlaku. Tugas dipresentasikan dengan memperhatikan kelancaran bahasanya, cerita mudah dipahami

Aspek afektif selama proses pembelajaran:
Nama

Aspek yang dinilai
Keingintahuan Kegigihan dalam menyelesaikan tugas Ketepatan dalam menyelesaikan tugas





1. 2. PERTEMUAN 2:…….

Dan seterusnya sesuai dengan kebutuhan tema di atas.

Jepara : 10 Februari 2007.

Mengetahui

Kepala Sekolah Guru kelas ……….

SD …………………….

( ………………….. ) ( ………………….. )

NIP. ……………….. NIP. ………………..

DIarsipkan di bawah: RPP

Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )

1. Identifikasi kasus;
merupakan upaya untuk menemukan siswa yang diduga memerlukan layanan bimbingan belajar. Robinson dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003) memberikan beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi siswa yang diduga mebutuhkan layanan bimbingan belajar, yakni :
a. Call them approach; melakukan wawancara dengan memanggil semua siswa secara bergiliran sehingga dengan cara ini akan dapat ditemukan siswa yang benar-benar membutuhkan layanan bimbingan.
b. Maintain good relationship; menciptakan hubungan yang baik, penuh keakraban sehingga tidak terjadi jurang pemisah antara guru dengan siswa. Hal ini dapat dilaksanakan melalui berbagai cara yang tidak hanya terbatas pada hubungan kegiatan belajar mengajar saja, misalnya melalui kegiatan ekstra kurikuler, rekreasi dan situasi-situasi informal lainnya.
c. Developing a desire for counseling; menciptakan suasana yang menimbulkan ke arah penyadaran siswa akan masalah yang dihadapinya. Misalnya dengan cara mendiskusikan dengan siswa yang bersangkutan tentang hasil dari suatu tes, seperti tes inteligensi, tes bakat, dan hasil pengukuran lainnya untuk dianalisis bersama serta diupayakan berbagai tindak lanjutnya.
d. Melakukan analisis terhadap hasil belajar siswa, dengan cara ini bisa diketahui tingkat dan jenis kesulitan atau kegagalan belajar yang dihadapi siswa.
e. Melakukan analisis sosiometris, dengan cara ini dapat ditemukan siswa yang diduga mengalami kesulitan penyesuaian sosial
2. Identifikasi Masalah;
langkah ini merupakan upaya untuk memahami jenis, karakteristik kesulitan atau masalah yang dihadapi siswa. Dalam konteks Proses Belajar Mengajar, permasalahan siswa dapat berkenaan dengan aspek :
(a) substansial – material;
(b) struktural – fungsional;
(c) behavioral; dan atau
(d) personality.
Untuk mengidentifikasi masalah siswa, Prayitno dkk. telah mengembangkan suatu instrumen untuk melacak masalah siswa, dengan apa yang disebut Alat Ungkap Masalah (AUM). Instrumen ini sangat membantu untuk mendeteksi lokasi kesulitan yang dihadapi siswa, seputar aspek :
(a) jasmani dan kesehatan;
(b) diri pribadi;
(c) hubungan sosial;
(d) ekonomi dan keuangan;
(e) karier dan pekerjaan;
(f) pendidikan dan pelajaran;
(g) agama, nilai dan moral;
(h) hubungan muda-mudi;
(i) keadaan dan hubungan keluarga; dan
(j) waktu senggang.
3. Diagnosis;
upaya untuk menemukan faktor-faktor penyebab atau yang melatarbelakangi timbulnya masalah siswa. Dalam konteks Proses Belajar Mengajar faktor-faktor yang penyebab kegagalan belajar siswa, bisa dilihat dari segi input, proses, ataupun out put belajarnya. W.H. Burton membagi ke dalam dua bagian faktor – faktor yang mungkin dapat menimbulkan kesulitan atau kegagalan belajar siswa, yaitu :
(a) faktor internal;
faktor yang besumber dari dalam diri siswa itu sendiri, seperti : kondisi jasmani dan kesehatan, kecerdasan, bakat, kepribadian, emosi, sikap serta kondisi-kondisi psikis lainnya; dan
b) faktor eksternal,
seperti : lingkungan rumah, lingkungan sekolah termasuk didalamnya faktor guru dan lingkungan sosial dan sejenisnya.
4. Prognosis;
langkah ini untuk memperkirakan apakah masalah yang dialami siswa masih mungkin untuk diatasi serta menentukan berbagai alternatif pemecahannya, Hal ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan dan menginterpretasikan hasil-hasil langkah kedua dan ketiga. Proses mengambil keputusan pada tahap ini seyogyanya terlebih dahulu dilaksanakan konferensi kasus, dengan melibatkan pihak-pihak yang kompeten untuk diminta bekerja sama menangani kasus - kasus yang dihadapi.
5. Remedial atau referal (Alih Tangan Kasus);
jika jenis dan sifat serta sumber permasalahannya masih berkaitan dengan sistem pembelajaran dan masih masih berada dalam kesanggupan dan kemampuan guru atau guru pembimbing, pemberian bantuan bimbingan dapat dilakukan oleh guru atau guru pembimbing itu sendiri. Namun, jika permasalahannya menyangkut aspek-aspek kepribadian yang lebih mendalam dan lebih luas maka selayaknya tugas guru atau guru pembimbing sebatas hanya membuat rekomendasi kepada ahli yang lebih kompeten.
6. Evaluasi dan Follow Up;
cara manapun yang ditempuh, evaluasi atas usaha pemecahan masalah seyogyanya dilakukan evaluasi dan tindak lanjut, untuk melihat seberapa pengaruh tindakan bantuan (treatment) yang telah diberikan terhadap pemecahan masalah yang dihadapi siswa.
Berkenaan dengan evaluasi bimbingan, Depdiknas telah memberikan kriteria-kriteria keberhasilan layanan bimbingan belajar, yaitu :
1. Berkembangnya pemahaman baru yang diperoleh siswa berkaitan dengan masalah yang dibahas;
2. Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan melalui layanan, dan
3. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah pelaksanaan layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah yang dialaminya.
Sementara itu, Robinson dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan beberapa kriteria dari keberhasilan dan efektivitas layanan yang telah diberikan, yaitu apabila:
1. Siswa telah menyadari (to be aware of) atas adanya masalah yang dihadapi.
2. Siswa telah memahami (self insight) permasalahan yang dihadapi.
3. Siswa telah mulai menunjukkan kesediaan untuk menerima kenyataan diri dan masalahnya secara obyektif (self acceptance).
4. Siswa telah menurun ketegangan emosinya (emotion stress release).
5. Siswa telah menurun penentangan terhadap lingkungannya
6. Siswa mulai menunjukkan kemampuannya dalam mempertimbangkan, mengadakan pilihan dan mengambil keputusan secara sehat dan rasional.
7. Siswa telah menunjukkan kemampuan melakukan usaha –usaha perbaikan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya, sesuai dengan dasar pertimbangan dan keputusan yang telah diambilnya

Sumber bacaan :
Abin Syamsuddin, (2003), Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosda Karya
Prayitno dan Erman Anti, (1995), Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta : P2LPTK Depdikbud
Prayitno (2003), Panduan Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Depdikbud Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah
Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah,(1995), Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Umum (SMU) Buku IV, Jakarta : IPBI
Winkel, W.S. (1991), Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Jakarta : Gramedia

perkembangan motorik anak

motorik halus, motorik kasar, perkembangan motorik
Apa sih, yang dimaksud dengan perkembangan motorik itu? Apa pula bedanya motorik kasar dengan motorik halus?
Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengn kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.
Dan patut diingat, perkembangan setiap anak tidak bisa ama, tergantung proses kematangan masing-masing anak.
Berikut tahapan-tahapan perkembangannya:
Usia 1-2 tahun
Motorik Kasar Motorik Halus
• merangkak
• berdiri dan berjalan beberapa langkah
• berjalan cepat
• cepat-cepat duduk agar tidak jatuh
• merangkak di tangga
• berdiri di kursi tanpa pegangan
• menarik dan mendorong benda-benda berat
• melempar bola • mengambil benda kecil dengan ibu jari atau telunjuk
• membuka 2-3 halaman buku secara bersamaan
• menyusun menara dari balok
• memindahkan air dari gelas ke gelas lain
• belajar memakai kaus kaki sendiri
• menyalakan TV dan bermain remote
• belajar mengupas pisang
Usia 2-3 tahun

Motorik Kasar Motorik Halus
• melompat-lompat
• berjalan mundur dan jinjit
• menendang bola
• memanjat meja atau tempat tidur
• naik tangga dan lompat di anak tangga terakhir
• berdiri dengan 1 kaki • mencoret-coret dengan 1 tangan
• menggambar garis tak beraturan
• memegang pensil
• belajar menggunting
• mengancingkan baju
• memakai baju sendiri
Usia 3-4 tahun
Motorik Kasar Motorik Halus
• melompat dengan 1 kaki
• berjalan menyusuri papan
• menangkap bola besar
• mengendarai sepeda
• berdiri dengan 1 kaki • menggambar manusia
• mencuci tangan sendiri
• membentuk benda dari plastisin
• membuat garis lurus dan lingkaran cukup rapi
Usia 4-5 tahun
Motorik Kasar Motorik Halus
• menuruni tangga dengan cepat
• seimbang saat berjalan mundur
• melompati rintangan
• melempar dan menangkap bola
• melambungkan bola • menggunting dengan cukup baik
• melipat amplop
• membawa gelas tanpa menumpahkan isinya
• memasikkan benang ke lubang besar
Dari berbagai sumber.