29 September 2012

Strategi Pengembangan Kecerdasan Motorik Halus


Beda Anak beda pencapaiannya
Kecerdasan motorik halus anak berbeda-beda. Dalam hal kekuatan maupun ketepatannya. Ada anak usia 4 tahun yang mahir berenang. Ada pula anak yang genap 6 tahun belum dapat makan dengan rapih. Anak perempuan cederung lebih dini dalam kecerdasan motorik halus, terutama soal kecekatannya. Sedangkan anak laki-laki lebih unggul dalam melangkah, melempar, menangkap bola, dan menaiki atau menuruni tangga. Sementara anak perempuan menunjukkan kemampuan yang lebih baik saat berjingkat-jingkat, meloncat, dan berlari cepat.
Menurut Mollie and Russell Smart, perbedaan ini juga dipengaruhi oleh pembawaan anak dan stimulai yang didapatkannya. Lingkungan (orang tua) mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam kecerdasan motorik halus anak. Lingkungan dapat meningkatkan ataupun menurunkan taraf kecerdasan anak, terutama pada masa-masa pertama kehidupannya.
Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal asal mendapatkan stimulasi tepat. Di setiap fase, anak membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan kemampuan mental dan motorik halusnya. Semakin banyak yang dilihat dan didengar anak, semakin banyak yang ingin diketahuinya. Jika kurang mendapatkan rangsangan anak akan bosan. Tetapi bukan berarti anda boleh memaksa si kecil. Tekanan, persaingan, penghargaan, hukuman, atau rasa takut dapat mengganggu usaha dilakukan si kecil.
Pencapaian kemampuan
Pencapaian kemampuan motorik halus (adaftif) anak akan tampak pada usia 2-5 tahun. Berikut tahapan kemampuan sesuai usia yang dapat dimiliki oleh seorang anak:
Usia 2 tahun
Mencontoh bentuk-bentuk yang melingkar. Mampu menyusun dan membangun tugu yang terdiri dari 7 buah balok. Memasukkan sendok kosong ke dalam mulut dengan benar. Sebagian anak mampu membuka satu per satu halaman bukunya. Memegangi gelas dengan satu tangan. Bahkan ada anak yang dapat menggunting dan melipat kertas sambil bercakap-cakap.
Dalam penguasaan anggota gerak tubuhnya yang lain, ia sudah mampu memanjat anak tangga sekaligus menuruninya. Ia pun mulai menjadi teman ayahnya bermain, karena kemampuannya menendang bola besar sudah mulai terbentuk.
Usia 3 tahun
Mampu membuat garis lurus, menyusun 9 buah balok. Memasukkan sendok berisi makanan ke mulut tanpa banyak yang tumpah. Di usia ini anda dapat mulai mengajarinya menulis. Sebab, diantara usia 3,5-4,5 tahun, pengendalian otot-otot tangan dan jari-jari yang diperlukan untuk menulis simbol-simbol lebih mudah diperoleh dibandingkan dengan koordinasi organ-organ bicara yang dibutuhkan untuk perkembangan bahasanya.
Usia 4 tahun
Bisa menggunting garis lurus dengan baik. Dapat menggambar dan mencoret-coret huruf meski dalam bentuk kasar. Mampu mengenakan bajunya sendiri.
Usia 5 tahun
Mampu melipat kertas menjadi bentuk segitiga. Dapat secara tepat menggambar bentuk kotak, huruf, dan angka. Dalam permainan ia sudah bisa menangkap bola kecil dan melemparkannya kembali dengan lebih baik. Bahkan ia sudah bisa berjalan meniti garis lurus.
 Agar perkembangan motorik halus anak optimal orang tua perlu…..
  • Bersabar. Apa yang mudah bagi kita, tidak demikian untuk si kecil.
  • Siapkan atmosfer belajar kondusif agar anak bisa berkonsentrasi.
  • Berikan anak kesempatan memilih belajar apa yang disukainya.
Ajari anak menyelesaikan kegiatannya belajarnya. Jangan berhenti hanya karena ia bosan. Ini adalah upaya menanamkan sikap tekun dan bertanggung jawab. 

Aneka Perkembangan Motorik Halus

Berikut tahapan beberapa perkembangan motorik halus seperti dijelaskan Rini.
* Mengikuti Objek ke Garis Tengah
*      Dilakukan kira-kira ketika usia bayi 1 minggu dan sudah harus bisa sampai usianya 1 bulan 2 minggu.
*      Objeknya bisa berupa sinar/cahaya, suara dan benda. Biasanya objek yang menarik perhatian karena memiliki warna-warna “menyala” seperti merah, kuning, hijau.
*      Cara stimulasi, gerakkan objek dengan warna terang tadi dari pinggir mata sampai kira-kira ke arah garis tengah. Diharapkan bayi akan mengikuti objek tersebut sampai ke garis tengah.
* Mengikuti Objek Lewat Garis Tengah (usia 3 minggu – 2 bulan 3 minggu)
Cara stimulasi, arahkan benda dari arah pinggir sampai lewat garis tengah. Diharapkan mata bayi akan mengikuti gerakan benda tersebut.



*Menggenggam (1 bulan 3 minggu – 3 bulan 1 minggu)
Cara stimulasi, beri mainan yang mengeluarkan bunyi dan memiliki pegangan (kerincingan). Biarkan ia menggenggamnya.

* Kedua Tangan Bersentuhan (1,5 bulan – 3 bulan)
*      Umumnya bayi suka sekali memainkan/mengamati tangannya. Di usia ini kedua tangannya mulai saling menyentuh atau malah menyatu.
*      Cara stimulasi, gantungkan benda atau mainan di atas tempat tidurnya, agar bayi berusaha meraihnya. Sebaiknya, objeknya jangan berputar karena koordinasi matanya belum baik. Benda berputar juga membuat mata bayi tidak terfokus pada satu objek.
* Mengikuti Objek 180 Derajat (1 bulan 3 minggu – sekitar 4 bulan)
Bayi mengikuti objek yang digerakkan oleh orang tuanya dari pinggir yang satu sampai ke ujung pinggir mata lainnya.

*Meraih Benda (3 bulan 3 minggu – 5 bulan)
Orang tua dapat menaruh obyek atau mainan di dekatnya, biarkan bayi mencoba meraihnya. Prinsipnya, di sini belum ada mobilisasi/perpindahan benda. Jadi, hanya gerakan tangan yang meraih saja.

*Mencari Benda yang Dijatuhkan (4 bulan 1 minggu – nyaris 6 bulan)
*      Stimulasi diberikan untuk menilai koordinasi gerakan benda yang berpindah dan apakah bayi dapat melihat sekaligus mengikuti benda yang bergerak tadi.
*      Cara stimulasi, buat gumpalan benang warna merah (bisa dari benang wol) menjadi semacam pom-pom dengan diameter sekitar 4-5 cm. Taruh di atas kepala anak lalu gelindingkan. Ia akan berusaha melihat gumpalan benang yang berada di atas kepalanya itu. Begitu juga ketika benangnya dijatuhkan, dia akan mencarinya
* Menggaruk Manik-manik (4 bulan 3 minggu – 6 bulan)
*      Jangan pilih manik-manik yang ukurannya kelewat kecil, karena bahaya bila tertelan. Bukan pula makanan kecil yang tergolong keras seperti kacang, tapi gunakan kismis. Dudukkan bayi dan taruh kismis di depannya. Ia akan mengambilnya menggunakan kelima jarinya.
*      Kemampuan menggaruk ini nantinya akan berkembang menjadi kemampuan menjumput di usia 9 bulanan.
* Memindahkan Kubus ke Tangan Lain (5 bulan 1 minggu – sekitar 8 bulan)
Cara stimulasi, beri sebuah kubus. Dia akan memegang kubus tersebut dengan sebelah tangannya kemudian memindahkannya ke tangan lain. Pilih kubus yang terbuat dari kain.

*Mengambil 2 Kubus (5 bulan 3 minggu – 9 bulan 3 minggu)
Cara stimulasi, taruh beberapa kubus di hadapannya. Di range usia ini ia sudah mulai bisa mengambil lebih dari satu kubus dengan menggunakan kedua tangannya.
Keterampilan motorik halus (fine motor skills)
Membantu anak usia prasekolah mengembangkan keterampilan motorik halus  Keterampilan motorik halus (fine motor skills) adalah aktivitas-aktivitas yang memerlukan pemakaian otot-otot kecil pada tangan. Aktivitas ini termasuk memegang benda kecil seperti manik-manik, butiran kalung, memegang pencil dengan benar, menggunting, mengikat tali sepatu, mengancing, dan menarik ritsleting. Sangat gampang melihat betapa pentingnya keterampilan motorik halus pada setiap area kehidupan si kecil.
Hampir sepanjang hari di sekolah, anak menggunakan keterampilan motorik halusnya. Misalnya di kelas taman kanak-kanak. Anak banyak mengerjakan hal seperti menggunting gambar dari majalah lalu menempelkannya di kertas. Mewarnai dan menulis nama mereka. Dalam kelas kesenian, anak sering membuat kalung dari tali dan butiran manik. Saat istirahat makan, mereka membuka bekalnya dan makan dengan menggunakan sendok. Saat bermain di lapangan, kadang mereka harus mengikat tali sepatu yang lepas, mengancing baju, dll. Keterampilan motorik halus sangatlah penting dalam kehidupan mereka dan dapat secara langsung mempengaruhi rasa percaya diri anak dan kesuksesan di sekolah Mengapa sebagian anak mengalami kesulitan dalam keterampilan motorik halus?
Pesatnya kemajuan teknologi jaman sekarang seperti video games dan komputer, anak-anak kurang menggunakan waktu mereka untuk permainan yang memakai motorik halus. Ini bisa menyebabkan kurang berkembangnya otot-otot halus pada tangan. Keterlambatan perkembangan otot-otot ini menyebabkan kesulitan menulis ketika anak masuk sekolah. Beberapa anak menunjukkan keterlambatan dalam kemampuan motorik halus karena keterlambatan tumbuh kembang atau diagnosa medik seperti Down syndrome atau cerebral palsy (cacat mental).
Bagaimana meningkatkan keterampilan motorik halus anak?
Beberapa keterampilan tangan yang penting bagi anak untuk dikembangkan, di antaranya :
Mampu melengkungkan telapak tangan membentuk cekungan (palmar arching)
Menggunakan jari telunjuk dan jempol untuk memegang suatu benda, sembari menggunakan jari tengah dan jari manis untuk kestabilan tangan (hand side separation)
Membuat bentuk lengkung dengan jempol dan telunjuk (open web space)
Aktivitas-aktivitas untuk mengembangkan keterampilan motorik halus :
Vertical Surfaces (permukaan vertikal)
Latihan pada permukaan vertikal membantu mengembangkan otot-otot kecil pada tangan dan pergelangan, sekaligus otot-otot yang lebih besar (motorik kasar) pada lengan dan punggung. Otot-otot yang besar diperlukan untuk membantu kestabilan sementara melakukan tugas motorik halus. Menggambar dan mewarnai pada papan tulis atau sepotong kertas yang ditempel di dinding adalah cara yang paling mudah untuk menggunakan permukaan vertikal. Aktivitas lain misalnya menggambar dan bermain dengan odol/krim cukur pada ubin di kamar mandi pada saat mandi, ‘menggambar’ pagar rumah dengan air dan kuas, atau mencopot dan memasang magnet pada kulkas. Gunakanlah imaginasi kreatif Anda untuk latihan-latihan permukaan vertikal lain.
Merobek dan meremas
Merobek dan meremas kertas membantu mengembangkan otot halus pada tangan, yang juga digunakan untuk menulis. Buatlah anak merobek kertas koran dengan jari-jarinya dan meremasnya menjadi bola-bola untuk membuat prakarya (misalnya orang-orangan, boneka beruang), atau sekedar melemparnya masuk ke dalam kaleng sampah. Begitu anak menguasai tugas ini, buatlah dia meremas kertas hanya dengan satu tangan. Terakhir, buatlah anak meremas kertas tisu menjadi bola kecil hanya dengan menggunakan ujung jari. Tempelkan bola-bola tisu ini pada papan untuk membuat suatu gambar.
Aktivitas sejenis lainnya yaitu membuat anak merobek kertas berwarna atau kertas tisu, lalu mengelemnya pada berbagai material untuk membuat gambar mosaik (gambar yang terbentuk dari potongan-potongan berbagai warna).
In-Hand Manipulation (manipulasi tangan)
Manipulasi tangan memerlukan penggunaan semua kemampuan motorik halus yang dituliskan di atas. Kita semua bergantung pada manipulasi tangan sepanjang hari. Contohnya ketika kita memasukkan uang logam ke dalam mesin minuman/celengan. Kita memegang semua uang logam di dalam satu telapak tangan (palmar arching). Sementara kita memasukkan uang logam ke dalam mesin, kita memindahkan satu koin ke ujung jempol dan telunjuk satu persatu (web space), sementara pada saat yang sama menjaga koin sisanya tetap aman di dalam genggaman telapak tangan dengan menggunakan jari-jari lain (hand side separation).
Anak dapat berlatih keterampilan ini dengan memasukkan koin ke dalam celengan. Buatlah suatu permainan untuk melihat berapa banyak benda kecil, misalnya koin, bola kapas, atau potongan puzzle yang anak dapat manipulasi di dalam telapak tangannya. Memindahkan benda ke arah dalam telapak tangan lebih mudah dari pada memindahkan benda ke luar dari telapak tangan. Mulailah dengan satu benda dan tingkatkan jumlahnya sejalan semakin terampilnya anak.
Menggambar dan mewarnai
Sering kali anak-anak menggunakan pensil, krayon, dan marker sebelum tangan-tangan mereka siap untuk alat-alat tulis tersebut. Hal ini bisa menyebabkan pembelajaran memegang pensil dengan cara yang tidak efisien, yang pada akhirnya menjadi masalah. Untuk menyemangati anak mengembangkan pola memegang yang benar, berilah anak alat-alat tulis yang bisa membantu perkembangan keterampilan motorik halus. Misalnya, crayon yang pendek (tidak lebih dari 5 cm panjangnya), akan membuat anak menggunakan keterampilan tangannya dari pada seluruh tangan. Kapur tulis berbentuk bulat telur akan membuat anak menggunakan teknik open web space (lihat di atas). Terakhir, menggambar dan mewarnai pada permukaan vertikal akan menempatkan pergelangan tangan pada sudut yang tepat untuk membentuk palmar arching.
Referensi
  1. Mollie S. Smart and Russell C. Smart, Children Development and Relationships, Collier MacMillan International Edition.
  2. Joan Beck, Meningkatkan Kecerdasan Anak, Pustaka Delaprasta

26 September 2012

Kata kata yang membuat Anak bisa Percaya diri


Dorongan orangtua adalah modal anak untuk membentuk rasa percaya diri sekaligus merasa dirinya berarti. Lewat kalimat-kalimat sederhana, namun diucapkan dengan tulus, rasa percaya diri anak akan terbentuk.
  1. Mama suka dengan cara kamu mengatasi itu.
  2. Wah hebat, kamu benar-benar bisa mengatasi masalah itu.
  3. Ayah percaya dengan kemampuan kamu.
  4. Ibu bangga dengan apa yang telah kamu lakukan.
  5. Bunda percaya, dilain kesempatan, kamu akan mengerjakan lebih baik lagi.
  6. Kamu tidak perlu menjadi orang sempurna. Usaha dan kemajuan lebih penting dari kesempurnaan.
  7. Kamu sudah menunjukkan kemajuan yang amat besar.
  8. Papa percaya, kamu anak yang bertanggung jawab.
  9. Banggalah akan dirimu sendiri, dengan apa yang sudah kamu selesaikan dengan baik.
  10. Wajar saja jika membuat kesalahan. Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan. Lebih baik pikirkan, pelajaran apa yang dapat diambil dari kesalahan.
  11. Tahu tidak, kamu merupakan anggota tim penting, tanpa kamu entah apa jadinya.
  12. Bagaimana ya.., caranya kita mengubahnya menjadi sesuatu hal yang positif.
  13. Papa bangga dengan usaha yang kamu lakukan. Ibu yakin, tahun depan kamu pasti lebih baik.saat ini hanya kurang sedikit berhasil.
  14. Bunda mengerti, kamu kecewa karena tidak menang. Tapi bunda yakin di lain kesempatan kamu bisa melakukannya lebih baik lagi.
  15. Selamat nak, atas semua usaha yang sudah kamu lakukan untuk melakukan lebih baik. Apa yang kamu lakukan sungguh-sungguh penting dan berharga.

Belajar Sains untuk PAUD

Kegiatan bermain sains sangat penting diberikan untuk anak usia dini karena multi manfaat, yakni dapat mengembangkan kemampuan:

1.        Eksplorasi dan investigasi, yaitu kegiatan untuk mengamati dan menyelidiki objek serta fenomena alam

2.        Mengembangkan ketrampilan proses sains dasar, seperti melakukan pengamatan, mengukur, mengkomunikasikan hasil pengamatan, dan sebagainya.

3.        Mengembangkan rasa ingin tahu, rasa senang dan mau melakukan kegiatan inkuiri atau penemuan.

4.        Memahami pengetahuan tentang berbagai benda baik ciri, struktur maupun fungsinya.

Berikut ini disajikan contoh kegiatan sains untuk anak usia dini:

Bidang Pengembangan      :     kemampuan dasar kognitif

Tingkat Capaian Perkembangan : siswa dapat mengenal berbagai konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari

Capaian Perkembangan    : siswa dapat mengenal konsep sains sederhana

Jenis Kegiatan:

1.Penggabungan Warna

Indikator

o    Siswa dapat membedakan warna primer (merah, kuning, biru)

o    Siswa dapat menyebutkan warna baru hasil penggabungan (warna sekunder)

o    Siswa dapat member contoh benda yang berwarna merah, kuning, biru, hijau, oranye dan ungu

Alat dan bahan:

o    Plastik mika berwarna merah, kuning dan biru

o    Kertas HVS putih

o    Steples

Cara kerja:

1.        Letakkan kertas HVS putih di atas meja dan tempelkan mika kuning di atas kertas HVS.  Kemudian tempelkan mika biru di atas mika kuning.  Apa yang terjadi?

2.        Dengan langkah sama, tempelkan mika merah di atas mika kuning.  Apa yang terjadi?

3.        Sekarang, tempelkan mika merah di atas mika biru.  Apa yang terjadi?

2. Penggabungan Warna

Indikator:

o    Siswa dapat membedakan warna primer (merah, kuning, biru)

o    Siswa dapat menyebutkan warna baru hasil penggabungan (warna sekunder)

o    Siswa dapat member contoh benda yang berwarna merah, kuning, biru, hijau, oranye dan ungu

Alat dan bahan:

Gelas aqua (9 buah), Air, Pewarna makanan merah, kuning, biru

Cara kerja:

1.        Isi 3 gelas aqua dengan air bening (tidak berwarna)

2.        Teteskan pewarna merah ke dalam gelas pertama, kuning ke dalam gelas kedua dan biru ke dalam gelas ketiga.  Apa yang terjadi?

3.        Bagilah cairan berwarna merah, kuning dan biru tadi masing-masing menjadi tiga.

4.        Campukan cairan merah dengan kuning, apa yang terjadi?

5.        Campurkan cairan merah dengan biru, apa yang terjadi?

6.        Campurkan cairan kuning dengan biru, apa yang terjadi?

Konsep

Warna primer        :  warna dasar, yaitu merah, kuning, biru

Warna sekunder      :  hasil pencampuran warna primer

o    Merah + kuning                 =  oranye

o    Merah + biru                      =  ungu

o    Kuning + biru                     =  hijau

 3.Magnet

Indikator:

o    Siswa dapat membedakan benda yang disebut magnet dan benda bukan magnet

o    Siswa dapat membedakan benda-benda yang dapat ditarik oleh magnet dan yang tidak dapat ditarik magnet.

Alat dan bahan :

Magnet, Penggaris, Gunting, Permen, Pensil, Kertas, Peniti, Paku kecil, Klip Kertas, Penghapus

Cara kerja

1.        Dekatkan magnet dengan benda-benda di atas satu per satu sambil berteriak “Kamu kena…..”

2.        Amati apa yang terjadi?   Jika benda tidak dapat ditarik magnet, semua berteriak “Huuuu……”

4.Sulap Bunga

Indikator:

o    Siswa dapat mengenal  salah satu sifat air, yaitu dapat masuk ke dalam pori-pori yang halus

Alat dan bahan:

Kertas marmer, Pensil warna atau krayon, Gunting, Mangkok yang bagian mulutnya lebar, Air

Cara kerja

1.        Gambarlah pola bunga pada kertas marmer seperti gambar di bawah, kemudian warnai.

2.        Guntinglah bagian tepinya.

3.        Lipatlah “mahkota bunga”  sehingga seperti bunga yang sedang kuncup.

4.        Isilah air ke wadah mangkok hingga tiga per empat

5.        Letakkan bunga teratai kertasmu secara perlahan di atas permukaan air.  Perlahan tetapi pasti, bunga terataimu akan mekar.

Konsep

1.        Kertas memiliki pori-pori yang sangat halus yang terletak di antara serat kertas sehingga tidak terlihat oleh mata kita.

2.        Air memiliki kemampuan masuk ke pori-pori kertas.  Kemampuan ini disebut daya kapilaritas.

3.        Masuknya air ke pori-pori kertas menyebabkan serat kertas mengembang termasuk bagian lipatan kertas.  Inilah yang menyebabkan bunga terataimu menjadi mekar.

5.Kapur Barus Lompat

Indikator:

o    Siswa dapat mengenal posisi benda dalam air (tenggelam, terapung, melayang)

Alat dan bahan:

Kapur barus berbentuk bola, Cuka, Soda kue, Air, Botol selai,  Sendok

Cara kerja :

o    Isilah botol selai dengan air hingga tiga per empat bagian.

o    Tuangkan dua sendok cuka dan dua sendok soda kue, kemudian aduk sampai merata.

o    Ketuk-ketukkan kapur barus ke meja sehingga permukaannya yang halus menjadi kasar.

o    Masukkan kapur barus ke dalam botol selai.  Apa yang terjadi?

Konsep

Pertama kali kapur barus akan tenggelam karena lebih berat dibandingkan air.  Kemudian akan tampak gelembung-gelembung di permukaan kapur barus.  Gelembung tersebut adalah gas karbon dioksida yang dihasilkan larutan campuran cuka dan soda kue.  Sifat  gas karbon dioksida adalah lebih ringan dibandingkan air.  Karena gas ini menempel pada kapur barus, maka kapur barus akan tampak seperti berlompatan.

6.Telur Ajaib

Indikator:

o    Siswa dapat mengenal posisi benda dalam air (tenggelam, terapung, melayang)

Alat dan bahan:

Telur ayam mentah, Air, Garam, Gelas kaca bening

Cara kerja:

1.        Isilah gelas dengan air hingga tiga per empat bagian.

2.        Masukkan telur, tomat dan wortel ke dalam gelas.  Apa yang terjadi?

3.        Masukkan garam ke dalam gelas. Apa yang terjadi?

Konsep

Telur di dalam air akan tenggelam karena telur  lebih berat dari pada air.

Telur di dalam larutan  garam akan melayang karena telur sama berat dengan larutan garam.

7.Paru-paru Plastik

Indikator:

o    Siswa dapat mengenal  cara kerja paru-paru (bernafas)

o    Siswa dapat mempraktikkan gerakan nmenarik nafas dan membuang nafas

Alat dan bahan:

Botol air mineral bekas, Sedotan, Balon karet, Pisau kertas, Lilin mainan, Double tip

Cara kerja:

1.        Potonglah bagian tengah botol plastik.

2.        Ikatkan sebuah balon di salah satu ujung sedotan, kemudian lingkari mulut botol dengan lilin mainan.

3.        Masukkan sedotan melalui mulut botol dan gunakan lilin untuk menutup sela-selanya.

4.        Potonglah balon kedua, kemudian pasang menutupi dasar botol.  Paru-paru plastic sudah jadi.

5.        Jika balon di dasar botol ditarik, balon di dalam botol akan mengembang.

6.        Jika balon di dasar botol dilepaskan, balon di dalam botol akan mengempis.

8. Cetakan Daun Gugur

Indikator :

o    Siswa dapat membedakan bermacam-macam bentuk daun (…… macam)

o    Siswa dapat menyebutkan bentuk daun (melebar, memanjang, menjari)

o    Siswa dapat menyebutkan warna daun

Alat dan bahan:

Berbagai bentuk daun-daun gugur, Alumunium foil tipis, Penghapus, Karton, Lem

Cara kerja:

1.        Letakkan daun-daun dengan rata di atas meja.

2.        Tutupi tiap helai daun dengan alumunium foil tipis.

3.        Gosok-gosokkan penghapus maju mundur secara perlahan alufoil sampai motif daun tercetak di sana.

4.        Untuk memajangnya, rekatkan tiap alufoil bermotif daun pada kertas karton, dan rekatkan daun di sebelahnya.