26 Juli 2011

Kunci Manusia adalah Otak

Pada saat lahir seorang bayi memiliki 1.000.000.000.000 sel otak (neuron). Bandingkan dengan jumlah penduduk bumi abad 21 sebanyak 6.000.000.000. Ini berarti dalam kepala bayi terdapat sel otak sebanyak 166 kali lipat jumlah manusia yang tinggal di planet ini.
Tiap sel otak memiliki ratusan dan ribuan cabang atau tentakel yang mirip sekali dengan gurita yang berukuran mikro.
Masing-masing tentakel ini berisi jamur atau spina dendrit yang mengandung ribuan zat kimia. Inilah yang membawa pesan diantara sel otak, semua informasi dalam setiap pikiran, setiap pengalaman belajar, dan setiap daya ingat yang dimiliki.
Contoh:
Ketika kita berpikir, sebuah gelombang elektromagnetis bergerak turun ke cabang sel otak, memicu zat kimia di dalam salah satu jamur, yang kemudian dengan cepat menyebrangi jarak pendek untuk memicu zat kimia di dalam spina dendrit lainnya. Hal ini kemudian memicu respons elektromagnetis dari sel otak sebelahnya.
Proses ini berjalan terus sehingga membentuk jejak setapak yang menyerupai jejak setapak berliku-liku di dalam hutan besar. Dan kecepatan gerak zat kimia ini jika dilihat akan seperti air terjun Niagara.
Dan diselidiki jumlah jejak pikiran ini jika dibuat bentuk teks normal akan membentuk deretan angka sepanjang 10,5 juta km!
Dengan begitu banyaknya kemungkinan tersebut otak manusia, jika seumpama keyboard dapat memainkan ratusan juta juta melodi. Tidak seorangpun yang masih hidup yang pernah mendekati penggunaan otak secara maksimal. Kekuatan otak manusia ini tidak ada batasannya. (Petr Akhonin, Ilmuwan Otak).

Beda manusia normal dengan jenius…


“Rata-rata manusia menggunakan 3% kapasitas otaknya dan jenius menggunakan 4%”


Semua serangga, ikan, burung atau hewan memiliki sel otak yang sama dengan yang kita miliki. Hanya jumlahnya lebih sedikit. Jumlah sel otak yang dimiliki inilah yang menentukan kecerdasan satu makhluk hidup.


Bandingkan dengna seekor lebah…

Seekor lebah memiliki kurang dari 1.000.000 sel otak. (1/1000.000 jumalh yg dimiliki manusia).
Hal-hal yang dapat dilakukan oleh seekor lebah adalah:
Terbang, berkelahi, melihat, mendengar, mencium, mengecap, meraba, menyentuh, membangun rumah, mengendalikan suhu, menghitung, melindungi, kemampuan bernavigasi, berjalan, berlari, mengingat, bermain, mengasuh, berkembang biak, bekerja secara konstruktif dan kooperatif dalam sebuah komunitas.
Jika seekor lebah dengan jumlah sel otak kurang dari satu juta dapat melakukan semua itu, pikirkan apa yang dapat dilakukan oleh manusia!!
Pada waktu kecil dalam otak kita terjadi suatu ledakan. Saat itu setiap sel otak (neuron) yang jumlahnya berjuta-juta mengeluarkan sejumlah serat yang sangat halus dan kecil ke segala arah, mencari dan membuat sambungan dengan ribuan sampai puluhan ribu sel otak lainnya. Ini yang dinamakan interkoneksi. Proses ini kemudian berlanjut seterusnya seumur hidup. Pada saat lahir jumlah sel otak kita tidak akan bertambah lagi. Yang akan bertambah adalah jumlah interkoneksi inilah.

Fakta penting…


Yang menentukan kecerdasan seseorang bukan jumlah sel otaknya. Sel otak kita sudah memiliki kapasitas yang jauh lebih dari sekedar jenius. Namum, kecerdasan seseorang adalah jumlah interkonkesi sel otak ini. Jumlah interkoneksi ini sebagian besar ditentukan oleh mutu yang sangat baik dari Makanan Otak. Makanan Otak adalah Oksygen, Nutrisi, Kasih Sayang dan Informasi.


(Dari apa yang saya baca dibukunya TONY BUZAN “BRAIN CHILD”)


Catatan:

Tuhan memberikan manusia kemapuan yang tidak terbatas yang belum pernah ter-ekplorer oleh jenius paling pintar sedunia sekalipun. Tujuan semuanya itu agar manusia bisa menaklukkan dunia dan menjadi penguasa atas semua cipataanNya. Seharusnya manusia sadar bahwa kecerdasannya itu adalah anugerah Tuhan sebagai makhluk ciptaan yang mulia yang seharusnya dipakai untuk menyembahNya dan bukan untuk menentangNya.

Semakin banyak seseorang belajar, makan semakin ia tahu bahwa betapa sedikitnya apa yang telah ia ketahui.

07 Juli 2011

Menengenal pelayanan Psikologi Klinis

Pada umumnya, masyarakat luas masih membutuhkan kejelasan dalam berbagai pelayanan psikologi klinis. Ada dua cabang ilmu dalam Psikologi Klinis, yaitu Psikologi Kesehatan dan Psikologi Medis. Sebagian besar masyarakat pada umumnya sering dihadapkan pada ketidakjelasan perbedaan pelayanan psikiater, psikolog klinis, psikolog kesehatan, dan psikolog medis, walaupun untuk itu kita harus juga menyimak tentang pelayanan kesehatan fisik dan penanganan medis pada umumnya. Untuk itu, marilah kita simak bersama uraian di bawah ini.

1. Perawatan kesehatan atau penanganan medis

Perawatan kesehatan atau penanganan medis bagi penderita gangguan fisik manusia menjadi wewenang utama para dokter. Pelayanan terhadap gangguan fisik di sesuaikan dengan berat ringannya gangguan fisik dan bagian dari organ tubuh mana yang terkena penyakit. Untuk itu, dapat dipahami bila berbagai jenis keahlian khusus dalam Ilmu Kedokteran sangat dibutuhkan keberadaannya, misalnya dokter spesialis internal, kandungan, kulit dan kelamin, dan lain-lain. Bahkan pasien sering juga membutuhkan bantuan dari dokter yang memiliki superspesialisasi dalam bidang fungsi organ tubuh tertentu.

2. Psikiater

Bila dokter atau dokter spesialis menangani aspek fisik pasien maka berbeda dengan psikiater. Psikiater adalah dokter yang memiliki latar belakang pendidikan ilmu kedokteran pula, namun kemudian mengikuti pendidikan spesialisasi dalam bidang psikiatri. Psikiater memberikan perawatan terhadap penderita gangguan mental yang kecuali membutuhkan perawatan medicamentus sekaligus juga membutuhkan psikoterapi. Kecuali itu, para psikiater pun memberikan pelayanan promotif dan preventif serta rehabilitatif dalam bidang psikiatri bagi masyarakat luas.

3. Psikolog Klinis

Psikolog Klinis adalah ahli yang latar belakang pendidikannya dari sejak jenjang pendidikan strata I adalah ilmu perilaku manusia, untuk kemudian mengikuti pendidikan Magister Psikologi Terapan dengan mayoring Psikologi Klinis. Pendekatan Holistik mengungkapkan bahwa seorang yang sakit fisik juga sekaligus sakit mental, karena hubungan resiprokal antara aspek fisik dan mental tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dengan demikian, di samping perawatan medis seorang pasien sering membutuhkan pendampingan Psikolog Klinis untuk membantu pemulihan kesehatan aspek mentalnya. Apalagi, ketegangan emosi seseorang yang mengalami kesulitan memecahkan masalah psikologis yang dihadapi sering memanifestasi dalam bentuk keluhan fisik.

Berlainan dengan psikiater yang landasan dasar keilmuannya adalah Ilmu Kedokteran, maka landasan keilmuan Psikolog Klinis adalah Ilmu tentang Perilaku Manusia (Psikologi). Jadi kalaupun seorang Psikolog Klinis bekerja di setting medis (rumah sakit), Psikolog Klinis tidak berhak bahkan dilarang keras memberikan pelayanan medicamentus, seperti misalnya menulis resep, menyarankan penggunaan obat-obatan, dan sebagainya. Andaikata pasien membutuhkan pelayanan psikologi klinis baik yang atas kehendak sendiri atau rujukan dari dokter/profesi lain, maka psikoterapi dilaksanakan dengan landasan dasar keilmuan psikologi pula.

Ada beberapa metode psikoterapi yang dapat dilakukan oleh Psikolog Klinis, misalnya psikoterapi/konseling psikologi individual, keluarga/kelompok, perkawinan, dan lain-lain. Tentu saja pilihan metode psikoterapinya sangat bergantung pada permasalahan psikologi yang dialami penderita/klien serta keahlian khusus yang dimiliki Psikolog Klinis tersebut. Luas dan banyaknya metode dalam psikoterapi memang akhirnya menuntut Psikolog Klinis untuk memilih metode psikoterapi mana yang dikuasai dan benar-benar didalami serta ditekuni secara khusus untuk pelayanan intervensi psikologi khusus bagi penderita/klien yang menghadapi permasalahan psikologis khusus pula. Kecuali di setting medis (rumah sakit), psikolog klinis pun dapat memberikan pelayanan di setting sekolah, kesehatan mental individu, kesehatan masyarakat, industri, dan lain-lain. Luasnya cakupan pelayanan Psikologi Klinis, mengembangkan spesifikasi pelayanan pada setting kesehatan dan medis.

Psikologi Kesehatan

Psikologi Kesehatan merupakan salah satu cabang Psikologi Klinis yang menekankan kinerjanya pada upaya membentuk perilaku sehat pada masyarakat, dengan mengacu pada falsafah dasar positif, yang bersifat preventif. Jadi manusia tidak dipandang sebagai korban penyakit, namun juga ikut bertanggung jawab terhadap kondisi sakitnya. Konkretnya, kinerja Psikolog Kesehatan adalah menyosialisasikan kebiasaan-kebiasaan hidup yang merugikan kesehatan, seperti merokok, minum alkohol, serta mengembangkan tingkah laku yang menunjang kesehatan, seperti mengomunikasikan pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.

Psikologi Medis

Psikologi Medis adalah salah satu cabang Psikologi Klinis yang secara khusus mengarahkan perhatiannya pada penerapan psikologi pada setting praktik medis, termasuk penanganan psikologis dari penderita penyakit (pasien), keluarga pasien bahkan dokter yang memberikan perawatan behavioral medicine (obat-obatan yang berpengaruh terhadap perubahan perilaku pasien) terutama bagi penderita penyakit kronis, seperti kanker, gagal jantung, gagal ginjal, dan lain-lain.

Kebutuhan pendampingan Psikolog Medis terhadap pasien-pasien tersebut di atas tidak dapat dipungkiri, mengingat kondisi kesehatan fisik yang rentan berlanjut oleh penyakit kronis dengan sendirinya akan berpengaruh terhadap kerentanan fungsi psikologisnya, sementara demi proses penyembuhan optimal penerimaan pasien akan penyakit, kerja sama pasien dalam pasien pengobatan, upaya mempertahankan kualitas hidup optimal pada pasien, perubahan gaya hidup pasien.

Mudah-mudahan dengan penjelasan tentang pelayanan psikologi yang terkait dengan bidang kesehatan manusia menjadi lebih dipahami.
 
Sumber : Kompas Cetak